Abdurrahman al-Ghafiqi
Abdurrahman al-Ghafiqi | |
---|---|
Wali al-Andalus | |
Masa jabatan 10 Juni 721 – Agustus 721 | |
Wali al-Andalus | |
Masa jabatan 730–732 | |
Pendahulu Muhammad bin Abdullah al-Asyja'i | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Yaman |
Meninggal | 21 Oktober 732 M Balath Asy-Syuhada, antara kota Tours dan Poitiers, Galia |
Orang tua | Abdullah bin Mukhsy Al-Ghafiqi |
Julukan | Abu Sa'id |
Karier militer | |
Pertempuran/perang | Invasi Umayyah di Galia
|
Sunting kotak info • L • B |
Abu Sa'id Abdurrahman bin Abdullah Al-Ghafiqi Al-Akki (bahasa Arab: أَبُو سَعِيِد عَبْدُ الرَّحْمَٰن بِن عَبْدُ الله الغافِقِي العكي) adalah wali (gubernur) Al-Andalus yang menjabat dua kali. Ia pertama kali menjabat karena diangkat oleh rakyat Al-Andalus sebagai pemimpin mereka setelah terbunuhnya gubernur sebelumnya, As-Samah bin Malik Al-Khaulani hingga Anbasah bin Suhaim al-Kalbi selaku gubernur baru yang resmi diangkat oleh pemerintahan Umayyah mulai menjabat pada tahun 103 H / 721 M.[1] Ia menjabat untuk kedua kalinya karena ditugaskan oleh gubernur Ifriqiyyah, Ubaidillah bin Al-Habhab pada tahun 112 H / 730 M.[2]
Namanya dikaitkan dengan kepemimpinan kaum Muslimin dalam Pertempuran Balath Asy-Syuhada yang terkenal (juga dikenal sebagai Pertempuran Tours atau Pertempuran Poitiers), yang berakhir dengan kemenangan kaum Frank dan penarikan pasukan Muslim setelah kesyahidan Abdurrahman Al-Ghafiqi.
Silsilah
Abdurrahman bin Abdullah bin Mukhsy bin Zaid bin Jabalah bin Zhahir bin Al-A'idz bin A'idz bin Ghafiq bin Asy-Syahid bin Alqamah bin Akk bin Adnan.[3]
Kehidupan awal
Abdurrahman berasal dari kabilah Ghafiq dari keturunan kabilah Akk di Yaman. Ia kemudian pindah ke Ifriqiyyah dan pernah mendatangi Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik (berkuasa 715–717) di Damaskus. Ia kemudian kembali ke Magrib serta pernah bertemu dengan Musa bin Nushair dan putranya Abdul Aziz bin Musa bin Nushair ketika bermukim di Al-Andalus. Abdurrahman sempat diangkat menjadi pemimpin di Pantai Timur Al-Andalus.[4]
Masa jabatan pertama
Abdurrahman berpartisipasi dalam Pertempuran Toulouse bersama As-Samah bin Malik Al-Khaulani, di mana pasukan Islam dikalahkan oleh pasukan Odo dari Aquitaine. Setelah kalah, dia menarik mundur pasukannya dan menjabat sebagai gubernur Al-Andalus hingga Anbasah bin Suhaim al-Kalbi menggantikannya. Selama masa jabatannya yang singkat itu, Abdurrahman mampu memadamkan tanda-tanda pemberontakan di wilayah bagian utara, serta menetapkan posisi kaum Muslim di pangkalan-pangkalan yang direbut kaum Muslim di Septimania.[5] Adapun aktivitas yang dilakukannya setelah masa jabatannya selesai, sejarawan Syakib Arsalan mengutip politisi dan sejarawan Abdul Aziz al-Tsa'alabi memiliki dokumen yang bertanggal kampanye angkatan laut ke Eropa Selatan bahwa angkatan laut yang dipimpin oleh Abdurrahman Al-Ghafiqi dan dikirim oleh Ismail bin Abi al-Muhajir, gubernur Ifriqiyyah pada tahun 105 H, meraih kesuksesan di Italia.[6]
Masa jabatan kedua
Penilaian
Al-Ghafiqi dianggap sebagai salah satu tabi'in[7] yang meriwayatkan hadis dari Abdullah bin Umar (meninggal 693)[8] serta yang meriwayatkan darinya adalah Abdul Aziz bin Umar bin Abdul Aziz dan Abdullah bin Iyadh. Abu Dawud dan Muhammad bin Majah menyebutkannya dalam kitab mereka.[9] Dalam bukunya yang berjudul Jadhwat al-muqtabis fī tārīkh ʻulamāʼ al-andalus, Al-Humaidi menggambarkan sifatnya dan mengatakan: Abdurrahman adalah seorang laki-laki yang shalih, memiliki perjalanan hidup yang indah selama menjabat, dan adil dalam pembagian rampasan perang. Abdurrahman adalah seorang komandan ulung, yang kemampuan militernya tampak dalam keberhasilannya menarik mundur pasukan Muslim yang kalah di Toulouse. Sumber-sumber Latin sepakat tentang kemampuan militernya. Selain itu Abdurrahman juga memiliki keterampilan administrasi dan berhasil memulihkan keharmonisan antara kabilah Arab Mudhar dan Yaman hingga menyatukan kata-kata mereka, sampai sejarawan menghitungnya sebagai pemimpin terbesar Al-Andalus.
Galeri
-
Gambar fiktif Abdurrahman Al-Ghafiqi (kanan) dalam Bataille de Poitiers en Octobre 732 karya Charles de Steuben menghadapi Charles Martel (berkuda) di Pertempuran Tours.
Referensi
- ^ Ibnu Idzari 1980, hlm. 26.
- ^ Al-Maqqari 1988, hlm. 18.
- ^ Jamharah Ansab Al-Arab, Ibnu Hazm al-Andalusi, hlm 329
- ^ Khairuddin Az-Zarkali. "Kitab Al-A'lam Az-Zarkali - Abdurrahman Al-Ghafiqi - Al-Maktaba al-Shamela". shamela.ws (dalam bahasa Arab). hlm. 312. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-21. Diakses tanggal 2023-05-21.
- ^ Enan 1997, hlm. 81–82.
- ^ Arsalan & -, hlm. 297.
- ^ Al-Maqqari 1988, hlm. 288.
- ^ Al-Maqqari 1988, hlm. 15.
- ^ (Arab) Tahdzib al-Kamal oleh Al-Mizzi - Abdurrahman bin Abdullah Al-Ghafiqi Diarsipkan 10 April 2017 di Wayback Machine.
Daftar pustaka
- Al-Maqqari, Abu al-Abbas Ahmad bin Muhammad bin Ahmad (1988). Nafh ath-Thib min Ghishn al-Andalus ar-Rathib - jilid 1 (dalam bahasa Arab). Dar Shadir, Beirut.
- Ibnu Idzari, Abu al-Abbas Ahmad bin Muhammad (1980). Al-Bayan al-Maghrib fi Ikhtashar Akhbar Muluk al-Andalus wal Maghrib (dalam bahasa Arab). Dar ats-Tsiqafah, Beirut.
Bacaan tambahan
- The New Century Book of Facts, King-Richardson Company, Springfield, Massachusetts, 1911
- "Early Andalusian Politics", by Richard Greydanus
- Edward Gibbon, The Decline and Fall of the Roman Empire, (New York, 1974), 6:16.
- Richard Hooker, "Civil War and the Umayyads"
- Tours, Poiters, from "Leaders and Battles Database" online.
- Robert W. Martin, "The Battle of Tours is still felt today", from about.com
- Santosuosso, Anthony, Barbarians, Marauders, and Infidels ISBN 0-8133-9153-9
- Bennett, Bradsbury, Devries, Dickie and Jestice, Fighting Techniques of the Medieval World
- Reagan, Geoffry, The Guinness Book of Decisive Battles, Canopy Books, NY (1992) ISBN 1-55859-431-0