Bernardus dari Clairvaux

Santo Bernardus dari Clairvaux
St Bernardus dalam "A Short History of Monks and Monasteries" oleh Alfred Wesley Wishart (1900).
Abbas, Pengaku iman, Pujangga Gereja
Lahir1090
Fontaine-lès-Dijon, Kerajaan Prancis
Meninggal20 Agustus 1153 – 1090; umur -64–-63 tahun
Biara Clairvaux, Ville-sous-la-Ferté, Kerajaan Prancis
Dihormati diGereja Katolik Roma
Gereja Anglikan
Gereja Lutheran
Kanonisasi18 Januari 1174, Roma oleh Paus Aleksander III
Tempat ziarahTroyes Cathedral
Ville-sous-la-Ferté
Pesta20 Agustus
Pelindunganggota ordo Cistercian, Bourgogne, peternak lebah, pembuat lilin, Gibraltar, Algeciras, Queens' College, Cambridge, Speyer Cathedral

Santo Bernardus dari Clairvaux (1090-21 Agustus 1153) adalah seorang biarawan yang memberikan pengaruh besar bagi Gereja pada abad pertengahan.[1] Ia berasal dari Prancis dan selain sebagai biarawan, ia juga terkenal sebagai salah seorang mistikus.[2] Bernardus juga merupakan pendiri dari biara Clairvaux, sebuah biara dari ordo Sistersian.[1] Ia turut terlibat dalam membangkitkan semangat Perang Salib kedua melalui khotbah-khotbahnya.[1]

Riwayat hidup

Bernardus dari Clairvaux dilahirkan pada tahun 1090 di Fontaines sebagai seorang anak yang berasal dari keturunan bangsawan.[3] Sejak masih kecil, Bernardus sudah mempunyai impian menjadi seorang biarawan.[4] Ia kemudian masuk dalam komunitas biara Citaux pada tahun 1112.[3] Biara Citaux merupakan biara yang pertama didirikan dari ordo Cistercian.[3] Setelah tiga tahun, Bernardus lalu mendapatkan kesempatan untuk menjadi pemimpin biara Citaux di Clairvaux pada tahun 1115.[4] Kesempatan tersebut diperolehnya setelah Stephanus Harding, pemimpin Biara Citaux, terkesan oleh kesalehan dan kepemimpinan yang ditunjukannya.[4] Selama berada di bawah asuhannya, biara ini mengalami kemajuan yang pesat.[3] Bernardus bahkan berhasil mengembangkannya hingga menjadi lebih dari delapan puluh biara dengan Citaux sebagai pusatnya.[4]

Pemikiran

Bernardus dari Clairvaux, dalam sebuah manuskrip abad pertengahan

Bernardus menekankan penyangkalan diri dan kesucian hidup.[1] Ia mengajarkan orang-orang untuk lebih mengasihi Allah daripada dunia ini.[1] Berbeda dengan kaum skolastik yang banyak mengandalkan akal budi, Bernardus lebih fokus pada perubahan hidup manusia.[1] Bernardus juga mementingkan tentang kerendahan hati manusia di hadapan Allah.[2] Baginya kerendahan hati manusia dibutuhkan dalam rangka penyucian spiritual.[2]

Dengan demikian, ini akan menuntun manusia mencapai kontemplasi sehingga dapat menyatu dengan Tuhan.[2] Akan tetapi, dengan konsep ini Bernardus tidak lantas menyatakan bahwa manusia kemudian menjadi Allah melainkan kehendak manusia dan kehendak Allah yang mencapai kesatuan.[2] Bernardus tidak setuju dengan Immaculate Conception (Dikandung Tanpa Noda) yaitu suatu ajaran yang menyatakan bahwa Maria dikandung tanpa dosa; menurutnya hanya Yesus Kristus yang dikandung tanpa dosa.[1]

Bernardus juga sangat dikagumi karena ajaran-ajarannya rohaninya yang berlandaskan cinta.[5] Ia banyak membuat khotbah tentang Kidung Agung dan risalah-risalahnya juga banyak berbicara mengenai cinta kepada Allah.[5]

Perannya dalam Perang Salib (1146)

Bernardus turut andil dalam Perang Salib Kedua.[4] Atas perintah dari Paus Eugenius III, ia melakukan propaganda Perang Salib.[4] Ini terjadi setelah Edessa sebagai benteng kekristenan terakhir di Palestina berhasil ditaklukkan pada tahun 1145.[4] Ia pun menulis surat untuk membangkitkan semangat orang-orang di Eropa barat agar mau terlibat perang.[6] Dalam surat yang ditulisnya, terdapat gairah religius dan kefanatikan yang besar dalam diri Bernardus.[6] Ia sering berkhotbah di Paris dan Jerman.[4] Dengan giatnya, ia mengajak orang-orang untuk ikut mengambil bagian dalam Perang Salib.[4]

Karya-karya Penting

Bernardi Opera, 1719
  • De Gratia et Libero Arbitrio (Anugerah dan Kehendak Bebas). Ini merupakan sebuah karya teologi dari Bernardus yang sifatnya akademis.
  • Contra Errores Petri Abaelardi (Melawan Kesalahan-kesalahan Petrus Abelardus)
  • De Diligendo Dei (Mengasihi Allah)
  • De Gradibus Humiliatis et Superbiae (Langkah-langkah Menuju Kerendahan Hati dan Kebanggaan)
  • 86 Sermones in Canticum Canticorum (86 Khotbah tentang Kidung Agung)
  • De Consideratione (Pertimbangan)

Referensi

  1. ^ a b c d e f g {id} Kenneth Curtis, Stephen Lang, Randy Petersen. 2001. 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 56-57.
  2. ^ a b c d e {en} Robert Audi. 1995. The Cambridge Dictionary of Philosophy. Cambridge: Cambridge University Press. 74.
  3. ^ a b c d (Indonesia)Tony Lane. 2007. Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 94.
  4. ^ a b c d e f g h i {id}F.D Wellem . 2003. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 37-38.
  5. ^ a b {id} William Johnston. 1995. Teologi Mistik: Ilmu Cinta. Yogyakarta:Kanisius. 61.
  6. ^ a b {id}Th.Van Den End. 1991. Harta dalam Bejana. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 37-38.

Pranala luar