British American Racing

BAR
Nama resmiBritish American Racing (1999)
Lucky Strike BAR Honda (2000–2005)
Kantor pusatBrackley, Northamptonshire, Britania Raya
PendiriCraig Pollock
Staf terkenalAdrian Reynard
David Richards
Nick Fry
Geoff Willis
Ron Meadows
Jörg Zander
Willem Toet
Andrew Shovlin
Jock Clear
Pembalap terkenal
Nama sebelumnyaTyrrell Racing
Nama selanjutnyaHonda Racing F1 Team
Sejarah dalam ajang Formula Satu
MesinSupertec, Honda
Gelar Konstruktor0 (hasil terbaik: 2nd, 2004)
Gelar Pembalap0 (hasil terbaik: 3rd, 2004, Jenson Button)
Jumlah lomba118 (117 starts)
Menang0 (hasil terbaik: 2nd, Grand Prix San Marino, Monako, Jerman, dan Tiongkok 2004)
Podium15
Poin227
Posisi pole2
Putaran tercepat0
Lomba pertamaGrand Prix Australia 1999
Lomba terakhirGrand Prix Tiongkok 2005

British American Racing, biasa disingkat dengan nama BAR, adalah sebuah tim dan konstruktor Formula Satu yang pernah berpartisipasi di dalam ajang balapan mobil ini dari musim 1999 sampai dengan 2005. Nama tim berasal dari nama perusahaan British American Tobacco (BAT), yang merupakan pemilik sekaligus sponsor utama tim ini dengan tujuan untuk mempromosikan dua merek rokok mereka, yaitu Lucky Strike dan State Express 555. BAT membeli tim Tyrrell Racing pada tahun 1998, dan kemudian mengubah namanya menjadi BAR pada musim selanjutnya.

Dalam musim debutnya di tahun 1999, tim ini menggunakan mesin Supertec. Pada musim 2000, tim ini melakukan kerjasama teknis dengan Honda, yang bertindak sebagai pemasok mesin. Selama kurun waktu antara musim 1999 sampai dengan 2005, tim ini tidak berhasil memenangkan lomba sekali pun, dan hanya mampu meraih 14 kali finis podium serta satu kali posisi terdepan. Posisi klasemen akhir kejuaraan dunia konstruktor tertinggi yang pernah diraih oleh tim ini adalah peringkat kedua di musim 2004. Markas besarnya berada di Brackley, Northamptonshire, Inggris Raya.

Pada pertengahan bulan November 2004, Honda membeli 45% saham tim. Pada bulan September 2005, mereka membeli 55% sisa saham untuk menjadi pemilik tunggal. Selanjutnya, tim BAR berganti nama menjadi Honda Racing F1 Team untuk musim 2006. BAT melanjutkan posisinya sebagai sponsor utama dengan merek Lucky Strike, tetapi karena terbentur peraturan periklanan tembakau yang baru di seluruh dunia, maka mereka menarik diri sepenuhnya dari ajang F1 pada akhir musim 2006. Sementara itu, Honda sendiri tetap bertahan di dalam ajang F1 sampai dengan akhir musim 2008, sebelum kemudian mengundurkan diri dengan alasan efek krisis keuangan global.

Honda mengelola tim tersebut untuk musim 2006, 2007, dan 2008. Selama tahun 2008, mobil Honda RA109 dikembangkan untuk tahun berikutnya, sementara Honda berupaya untuk menjual tim tersebut. Pembelian manajemen oleh kepala tim Ross Brawn, dan kesepakatan pasokan mesin dengan Mercedes-Benz, menghasilkan musim 2009 yang luar biasa, di mana tim Brawn GP berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Konstruktor, dengan Jenson Button yang berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap. Mercedes membeli tim tersebut pada bulan November 2009, dan hingga bulan Desember 2024, tim tersebut berkompetisi sebagai Mercedes-AMG Petronas Formula One Team.

Sejarah

British American Tobacco (BAT) telah berkecimpung di dalam ajang Formula Satu selama bertahun-tahun, dengan beberapa mereknya ditampilkan di mobil F1 yang dijalankan oleh berbagai tim.

Pada tahun 1997, korporasi ini diyakinkan oleh Craig Pollock untuk menyediakan sebagian besar ekuitas untuk membeli tim Tyrrell seharga £30 juta.[1] Pollock, Adrian Reynard, dan Rick Gorne adalah mitra minoritas. Kesepakatan itu diumumkan secara resmi pada tanggal 2 Desember 1997.[2] Tim tersebut secara resmi masih dikenal sebagai Tyrrell pada tahun 1998, sebelum kemudian berubah menjadi BAR pada tahun berikutnya.

Tim ini memiliki sasis Reynard dan mesin Honda (meskipun pada musim perdana mereka menggunakan Supertec sebagai gantinya).

Persiapan

Pada tanggal 23 Juli 1998, tim BAR secara resmi mengumumkan penandatanganan Juara Dunia Pembalap musim 1997, yaitu Jacques Villeneuve, dari tim Williams, dengan kontrak yang menguntungkan untuk musim 1999.[3] Pollock telah melatih Villeneuve di sepanjang karier balapannya. Villeneuve bergabung bersama dengan pembalap pemula F1, yaitu Ricardo Zonta. Sasis mobil tersebut dibuat oleh Reynard Motorsport di pabrik baru di Brackley, dan ditenagai oleh mesin Renault (yang sebelumnya telah berganti nama menjadi Supertec).

Pada peluncuran mobil baru mereka, tim BAR memperkenalkan corak yang terpisah untuk kedua mobil mereka; mobil Villeneuve dicat dengan corak Lucky Strike putih dan merah, dan mobil Zonta menggunakan corak 555 biru dan kuning. FIA menganggap bahwa corak ganda tersebut ilegal berdasarkan peraturan F1, yang menyatakan bahwa mobil tim harus menggunakan corak yang sebagian besar identik. BAR mengajukan keluhan kepada Kamar Dagang Internasional (sebagaimana yang telah diizinkan berdasarkan peraturan F1), tetapi pada saat yang sama mengajukan keluhan kepada Komisi Eropa. Pollock dipanggil ke Dewan Olahraga Bermotor Dunia FIA untuk menjelaskan perilaku tim tersebut. Potensi denda dan/atau larangan dapat dihindari ketika Pollock setuju untuk mematuhi proses arbitrase F1, mengakui bahwa dalam mengajukan pengaduan ke EC, pengacaranya telah bertindak secara independen dan bahwa pernyataan yang dibuat dalam gugatan tersebut tidak mencerminkan pandangan pribadinya. Dia juga meminta maaf kepada Dewan, dan menegaskan kembali penerimaannya terhadap kewenangan FIA.[4] Untuk mengakali larangan tersebut, tim BAR mengecat satu sisi mobil mereka dengan warna Lucky Strike, dan sisi yang lainnya dengan warna biru dan kuning khas 555. Tim BAR kemudian kembali menggunakan gaya corak yang lebih tradisional untuk musim 2000 dan seterusnya.

Tim BAR memiliki slogan "Tradisi keunggulan", yang dianggap lucu oleh para pakar karena tim tersebut tidak memiliki sejarah dan karenanya tidak memiliki tradisi seperti itu sama sekali. Adrian Reynard juga membuat klaim yang ambisius bahwa tim tersebut akan memenangkan perlombaan di musim debut mereka.[5]

1999

Jacques Villeneuve mengemudikan mobil BAR 01 di Grand Prix Kanada 1999.

Pada musim perdananya yang buruk, tim BAR gagal mencetak satu poin pun di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor, dan menjadi satu-satunya dari sebelas tim pada Kejuaraan Dunia musim itu yang tidak berhasil melakukannya.[6] Mobil itu relatif cepat dan sering lolos babak kualifikasi di lini tengah, seperti yang terlihat khususnya di Grand Prix Spanyol, di mana Villeneuve sempat berada di posisi ketiga di depan dua mobil Ferrari sebelum kemudian masuk ke dalam pit.

Namun, mobil itu mengalami masalah keandalan kronis, yang mengakibatkan banyak kejadian mobil gagal menyelesaikan balapan. Ini khususnya terjadi pada Villeneuve, yang memulai musim dengan 11 kali berturut-turut keluar dari lintasan sebelum finis balapan pertamanya pada musim itu di Belgia, hanya untuk kemudian dua kali lagi gagal menyelesaikan balapan di Grand Prix Eropa dan Malaysia. Acara balapan di negara Belgia itu juga terkenal karena Villeneuve dan Zonta mengalami kecelakaan serius yang serupa selama berlangsungnya sesi kualifikasi, yang dilaporkan sebagai akibat dari para pembalap yang bertaruh bahwa mereka dapat melewati tikungan datar Eau Rouge yang terkenal itu.

Zonta mengalami cedera pada saat berlangsungnya sesi latihan bebas untuk Grand Prix Brasil dan tidak dapat berpartisipasi di dalam sesi kualifikasi maupun balapan. Dia juga terpaksa harus absen pada tiga balapan berikutnya karena cedera tersebut. Mika Salo, yang menggantikan posisi Zonta di dalam tiga balapan tersebut, memberikan tim tersebut hasil terbaik musim ini, yaitu finis ke-7 di San Marino (meskipun Salo sendiri tidak mencapai bendera finis di akhir balapan).

2000

Mobil BAR 002 berhasil membawa tim tersebut meraih poin pertamanya di Grand Prix Australia 2000.

Selama musim 1999, tim BAR secara resmi mengumumkan bahwa Honda telah menjadi pemasok mesin untuk mereka mulai dari tahun 2000. Kesepakatan dengan Honda tidak hanya berarti mereka akan memasok mesin saja, tetapi para staf Honda juga akan bekerja sama dengan tim di markas mereka di Brackley, serta menerima dukungan penuh dari pabrikan dari Honda, termasuk kendaraan tim resmi dan mesin gratis. Honda telah berencana untuk memasuki ajang Formula Satu sebagai sebuah tim pabrikan, tetapi mengalah karena kematian mendadak Harvey Postlethwaite di awal tahun sebelumnya. Itu adalah untuk yang pertama kalinya Honda terlibat langsung di dalam ajang Formula Satu sejak musim 1992. Namun, tim BAR tidak memiliki hak eksklusif atas mesin Honda, karena tim Jordan Grand Prix juga menggunakan unit tenaga Mugen Honda. Pada tahun berikutnya, tim Jordan diberikan mesin pabrikan Honda, tetapi produsen mesin tidak dapat memasok dua tim selamanya. Hal ini memicu pertikaian antara tim BAR dan Jordan untuk penggunaan mesin Honda dalam jangka panjang.

Mobil itu sekali lagi dirancang bekerja sama dengan Adrian Reynard, meskipun ada pembicaraan tentang ketegangan antara dia dan kepala tim Craig Pollock. Pada peluncuran mobil 002, Pollock sendiri menggambarkan musim 2000 sebagai sebuah kesempatan untuk "menghapus semua kesalahan" setelah musim pertama mereka yang buruk, dan mengakui bahwa tim telah membuat banyak kesalahan di musim pertama mereka.

Pada tahun 2000, mobil BAR bertenaga Honda yang baru menunjukkan peningkatan yang signifikan. Mobil itu terbukti jauh lebih andal daripada upaya tim sebelumnya, tetapi tim itu masih hanya memiliki finis terbaik ke-4, dan kemenangan yang mereka janjikan pada tahun 1999 masih belum mereka dapatkan. Pada akhir musim, tim itu finis di posisi ke-5 di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor. Kemajuan dan peningkatan tim sudah cukup untuk meyakinkan Villeneuve untuk tetap berada di dalam tim.

2001

Jacques Villeneuve mengemudikan mobil BAR 003 di Grand Prix Kanada 2001.

Villeneuve berhasil naik ke atas podium sebanyak dua kali pada tahun 2001 untuk tim BAR, tetapi baik dia maupun rekan setimnya yang baru, yaitu Olivier Panis, tidak meraih hasil akhir yang cukup konsisten.

2002

Jacques Villeneuve mengemudikan mobil BAR 004 di Grand Prix Italia 2002.

Di bawah tekanan dari British American Tobacco, Pollock mengundurkan diri pada malam peluncuran mobil edisi tahun 2002, dan posisinya sebagai kepala tim digantikan oleh David Richards.[7] Perusahaan Prodrive milik Richards juga mendapatkan kontrak manajemen selama lima tahun untuk menjalankan tim BAR. BAT dan Prodrive sebelumnya sudah memiliki hubungan dengan BAT yang mensponsori tim Kejuaraan Reli Dunia Subaru, yang dioperasikan oleh Prodrive.

Tahun 2002 merupakan musim yang sementara bagi tim BAR. Sebagian besar tenaga kerja dipangkas, sementara direktur teknis Malcolm Oastler dan desainer Andy Green hengkang. Villeneuve masih tetap mengalami kesulitan untuk mencetak poin, dan Panis juga gagal memenuhi harapan. Tim BAR menandatangani kesepakatan untuk menjadi satu-satunya tim bermesin Honda pada tahun 2003, meskipun finis di belakang tim bermesin Honda yang lainnya, yaitu tim Jordan, pada tahun 2001 dan 2002.

2003

Jacques Villeneuve mengemudikan mobil BAR 005 di Grand Prix Amerika Serikat 2003.

[[Berkas:BAR logo.png|thumb|Logo yang digunakan oleh tim BAR selama kemitraan mereka dengan Honda, yang dimulai secara eksklusif sejak musim 2001. Tim BAR mendatangkan Jenson Button untuk menggantikan posisi Panis pada ajang Formula Satu musim 2003. Argumen negosiasi kontrak Villeneuve dengan David Richards pada akhirnya berakhir dengan digantikannya dia sebelum balapan yang terakhir di musim ini oleh pembalap mobil profesional asal Jepang, yaitu Takuma Sato. Honda secara tradisional menyukai timnya untuk menurunkan setidaknya seorang pembalap mobil profesional asal Jepang demi alasan publisitas di negara asalnya. Jenson Button memimpin jalannya sebuah balapan untuk yang pertama kalinya di Grand Prix Amerika Serikat 2003. Tim tersebut mengalami kesulitan karena penggunaan ban Bridgestone. Di luar musim, mereka beralih ke perusahaan saingan Michelin.

Puncak pada tahun 2004

Di awal musim 2004, tim tersebut mengalami peningkatan lebih lanjut dalam peruntungannya, di mana Button berhasil mencetak banyak posisi podium. Dia juga berhasil meraih posisi terdepan untuk yang pertama kalinya bagi mereka di San Marino. Tim BAR menyelesaikan musim ini di posisi ke-2 di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Konstruktor, dengan mengalahkan setiap tim kecuali tim Ferrari. Meskipun demikian, kemenangan yang pertama untuk tim BAR masih belum juga bisa diraih.

Selama musim 2004 berlangsung, perselisihan dengan tim WilliamsF1 mengancam akan membayangi kinerja tim BAR di lintasan. Kedua tim yakin bahwa mereka memiliki kontrak yang sah untuk Button di musim 2005. Masalah ini pada akhirnya dibawa ke Dewan Pengakuan Kontrak, yang kemudian memutuskan untuk mendukung tim BAR. Button seharusnya membalap untuk tim BAR pada tahun 2005, tetapi menandatangani kontrak untuk bergabung bersama dengan tim Williams pada tahun 2006.

Dengan semakin banyaknya pembatasan yang diberikan pada peluang perusahaan tembakau untuk beriklan di dalam ajang Formula Satu, rumor menyebutkan bahwa BAT akan mencoba untuk menjual tim tersebut. Pada pertengahan bulan November 2004, BAR mengumumkan bahwa Honda telah membeli 45% saham tim, dan, sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, David Richards mengundurkan diri dan posisinya sebagai kepala tim digantikan oleh Nick Fry. Kontrak manajemen Prodrive juga dihentikan lebih awal.

2005: Awal yang buruk dan kontroversi

[[Berkas:Button (BAR) qualifying at USGP 2005.jpg|thumb|260px|Jenson Button mengemudikan mobil BAR 007 di sesi kualifikasi untuk Grand Prix Amerika Serikat 2005.]] Awal musim Formula Satu 2005 tidak berjalan sesuai dengan rencana untuk tim BAR, karena mereka mengalami kesulitan dalam balapan jarak jauh ("fly-away") di awal musim. Tepat pada saat mereka mulai kompetitif di Grand Prix San Marino 2005, tim BAR Honda justru malah didiskualifikasi karena menggunakan mobil yang ilegal. Tuduhannya adalah bahwa mobil-mobil tersebut dapat balapan dengan berat total di bawah 605 kg (1323 lb), berat minimum yang disyaratkan untuk mobil Formula 1. Tim BAR membantah hal ini, dengan mengatakan bahwa mesin membutuhkan bahan bakar minimal 6 kg (13 pon) agar dapat bekerja, sehingga beratnya tetap di atas berat minimum. Penafsiran mereka terhadap peraturan tersebut adalah bahwa batasan ini hanya berlaku selama balapan saja, dan bukan selama pemeriksaan pasca-balapan. FIA, dan kemudian pengadilan, tidak setuju. Selain dudiskualifikasi, tim tersebut dilarang mengikuti dua balapan, termasuk Grand Prix Monako yang menguntungkan. Tim tersebut pada awalnya mengindikasikan bahwa mereka berencana untuk melawan keputusan tersebut di pengadilan perdata biasa, tetapi kemudian memutuskan untuk menerima putusan tersebut. Max Mosley, selaku presiden FIA, menganggap bahwa sanksi tersebut sangat ringan; dia ingin tim tersebut dilarang mengikuti balapan selama sisa musim ini. Namun, mereka tidak dapat membuktikan adanya niat yang disengaja untuk menipu[8] seperti yang telah mereka lakukan sebelumnya dengan pendahulu tim BAR, yakni tim Tyrrell, di musim 1984.

Pusat kendali dinding pit tim, tempat di mana para manajer dan ahli strategi tim berkomunikasi dengan para pembalap dan teknisi.

Ketika tim BAR kembali beraksi lagi di Grand Prix Eropa, tim tersebut berjuang untuk menemukan pijakannya. Sangat kontras dengan musim sebelumnya, tim BAR gagal mencetak satu poin pun hingga pertengahan musim, di Grand Prix Prancis 2005, yang tidak terbantu oleh penggunaan ban Michelin oleh tim yang menyebabkan mereka sama sekali tidak dapat memulai jalannya Grand Prix Amerika Serikat 2005. Takuma Sato mengalami musim yang sangat buruk, di mana dirinya hanya berhasil mencetak satu poin saja, dan selanjutnya, kontraknya tidak diperpanjang oleh tim BAR pada akhir musim. Posisi Sato di tim Honda yang baru digantikan oleh mantan pembalap Ferrari, yaitu Rubens Barrichello. Button berhasil mencetak poin di masing-masing dari 10 balapan terakhir musim tersebut, yang berpuncak pada 2 posisi podium. Konfirmasi peningkatan ini ditunjukkan dalam aksi menyalip yang terampil yang dilakukan oleh Jenson Button, di mana dia berhasil menyalip Jacques Villeneuve di tikungan Pouhon yang cepat di Spa-Francorchamps, di tengah hujan, dan di sekitar bagian luar.

Pada akhir tahun 2005, Honda memperoleh 100% kepemilikan tim BAR dari British American Tobacco, yang melengkapi ambisi mereka untuk menjadi sebuah tim pabrikan F1 secara penuh. Selain itu, kontrak Jenson Button dengan tim Williams juga dibeli seharga US$30 juta, dan Button menandatangani kontrak multi-tahun bersama dengan tim pabrikan Honda.

Setelah penjualan tim ke Honda, BAT kemudian kembali lagi ke dalam ajang Formula Satu pada tahun 2019 dengan mensponsori tim McLaren dalam perjanjian "kemitraan global" di bawah kampanye A Better Tomorrow, yang berkaitan dengan rokok elektronik dan produk rokok alternatif terkait.[9]

Hasil lengkap Formula Satu

(kunci)

Tahun Sasis Mesin Ban Pembalap 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Poin WCC
1999 01 Supertec FB01 3.0 V10 B AUS BRA SMR MON ESP CAN FRA GBR AUT GER HUN BEL ITA EUR MAL JPN 0 NC
Kanada Jacques Villeneuve Ret Ret Ret Ret Ret Ret Ret Ret Ret Ret Ret 15 8 10 Ret 9
Brasil Ricardo Zonta Ret DNQ Ret 9 Ret 15 Ret 13 Ret Ret 8 Ret 12
Finlandia Mika Salo 7 Ret 8
2000 002 Honda RA000E 3.0 V10 B AUS BRA SMR GBR ESP EUR MON CAN FRA AUT GER HUN BEL ITA USA JPN MAL 20 5th
Kanada Jacques Villeneuve 4 Ret 5 16 Ret Ret 7 15 4 4 8 12 7 Ret 4 6 5
Brasil Ricardo Zonta 6 9 12 Ret 8 Ret Ret 8 Ret Ret Ret 14 12 6 6 9 Ret
2001 003 Honda RA001E 3.0 V10 B AUS MAL BRA SMR ESP AUT MON CAN EUR FRA GBR GER HUN BEL ITA USA JPN 17 6th
Prancis Olivier Panis 7 Ret 4 8 7 5 Ret Ret Ret 9 Ret 7 Ret 11 9 11 13
Kanada Jacques Villeneuve Ret Ret 7 Ret 3 8 4 Ret 9 Ret 8 3 9 8 6 Ret 10
2002 004 Honda RA002E 3.0 V10 B AUS MAL BRA SMR ESP AUT MON CAN EUR GBR FRA GER HUN BEL ITA USA JPN 7 8th
Kanada Jacques Villeneuve Ret 8 10 7 7 10 Ret Ret 12 4 Ret Ret Ret 8 9 6 Ret
Prancis Olivier Panis Ret Ret Ret Ret Ret Ret Ret 8 9 5 Ret Ret 12 12 6 12 Ret
2003 005 Honda RA003E 3.0 V10 B AUS MAL BRA SMR ESP AUT MON CAN EUR FRA GBR GER HUN ITA USA JPN 26 5th
Kanada Jacques Villeneuve 9 DNS 6 Ret Ret 12 Ret Ret Ret 9 10 9 Ret 6 Ret
Jepang Takuma Sato 6
Britania Raya Jenson Button 10 7 Ret 8 9 4 DNS Ret 7 Ret 8 8 10 Ret Ret 4
2004 006 Honda RA004E 3.0 V10 M AUS MAL BHR SMR ESP MON EUR CAN AS FRA GBR GER HUN BEL ITA CHN JPN BRA 119 2nd
Britania Raya Jenson Button 6 3 3 2P 8 2 3 3 Ret 5 4 2 5 Ret 3 2 3 Ret
Jepang Takuma Sato 9 15 5 16 5 Ret Ret Ret 3 Ret 11 8 6 Ret 4 6 4 6
2005 007 Honda RA005E 3.0 V10 M AUS MAL BHR SMR ESP MON EUR CAN USA FRA GBR GER HUN TUR ITA BEL BRA JPN CHN 38 6th
Britania Raya Jenson Button 11 Ret Ret DSQ 10 RetP DNS 4 5 3 5 5 8 3 7 5 8
Jepang Takuma Sato 14 PO Ret DSQ 12 Ret DNS 11 16 12 8 9 16 Ret 10 DSQ Ret
Britania Raya Anthony Davidson Ret
Sumber:[10]
Catatan
  • – Pembalap tersebut tidak berhasil menyelesaikan sebuah Grand Prix, tetapi tetap diklasifikasikan, karena dia telah menyelesaikan lebih dari 90% jarak balapan.

Upaya pemecahan rekor kecepatan

Tim BAR menguji mobil BAR-Honda 007 yang telah dimodifikasi, yang ingin mereka gunakan dalam upaya untuk menetapkan rekor kecepatan darat untuk mobil yang memenuhi peraturan Formula Satu dari FIA. Tim tersebut menargetkan 400 km/h (249 mph), dan telah berencana untuk mencoba untuk memecahkan rekor di Bonneville Salt Flats.[11] Pembalap untuk proyek ini adalah Alan van der Merwe. Sasis yang telah dimodifikasi tersebut melakukan uji coba uji coba pada landasan pacu sepanjang 10.000-kaki (3,0 km) di Bandara Mojave di California, pada tanggal 5 November 2005, di bawah pengawasan koordinator eksekutif keselamatan, yaitu Jamie Hardwick. Empat waktu yang tercatatkan di dalam uji coba ini adalah 393 km/h (244 mph), 405 km/h (252 mph), 410 km/h (255 mph), dan 413 km/h (257 mph). Akan tetapi, uji coba ini tidak termasuk dalam upaya pemecahan rekor itu sendiri, dan genangan air di dataran garam mengakibatkan upaya tersebut ditunda. Sasis tersebut kemudian digunakan oleh penerus BAR, yaitu Honda, untuk mencetak rekor yang baru pada tahun berikutnya.

Referensi

  1. ^ Eason, Kevin (27 October 1998). "Tyrrell prepare to embark on final lap". The Times. Times Newspapers. 
  2. ^ Henry, Alan (3 December 1997). "Tyrrell sold off to new team". The Guardian. Guardian Newspapers. hlm. 27. 
  3. ^ Henry, Alan (24 July 1998). "Motor Racing: Villeneuve on his way". The Guardian. Guardian Newspapers. hlm. 6. 
  4. ^ Henry, Alan (13 March 1993). "Motor Sport: New team back tracks". Guardian. Guardian Newspapers. hlm. 7. 
  5. ^ Horton, Roger (24 February 1999). "Reflections on BAR: A Tradition Of What?". Atlas F1. Retrieved 21 March 2016.
  6. ^ Henry, Alan (2 November 1999). "God help Ferrari No.2". Guardian. Guardian Newspapers. hlm. 8. 
  7. ^ Griffiths, John (19 December 2001). "BAT appoints racing team chief". Financial Times. hlm. 24. 
  8. ^ "Appeal submitted by the Fédération Internationale de l'Automobile, on the grounds of Article 185 of the International Sporting Code" (PDF) (Siaran pers). FIA International Court of Appeal. 4 May 2005. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 October 2012. Diakses tanggal 9 February 2014. 
  9. ^ Mitchell, Scott (11 February 2019). "Former BAR team owner BAT back into Formula 1 with McLaren deal". Autosport.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 11 February 2019. 
  10. ^ "BAR – Grands Prix started". StatsF1. Diakses tanggal 24 January 2020. 
  11. ^ Bonneville400, diarsipkan dari versi asli tanggal 2 November 2005 

Pranala luar