Kaykaus II
Kaykaus II | |
---|---|
Sultan Rum | |
Berkuasa | 1246–1262 |
Pendahulu | Keyhüsrev II |
Penerus | Kilij Arslan IV |
Sultan bersama | Kayqubad II (1249–1254) Kilij Arslan IV (1249–1254) dan (1257–1262) |
Kematian | 1279 atau 1280 Krimea |
Pasangan | Urbay Khatun |
Wangsa | Dinasti Seljuk |
Ayah | Keyhüsrev II |
Ibu | Prodoulia |
Agama | Islam |
Kaykaus bin Keyhüsrev atau Kaykaus II (Izz ad-Dīn Kaykāwus ibn Kaykhusraw) adalah sultan di Kesultanan Rum dari tahun 1246 hingga 1262.[1]
Kehidupan
Kaykaus adalah anak tertua dari tiga putra Keyhüsrev II. Ibunya bernama Prodoulia, seorang Yunani Bizantium, mungkin telah membaptis Kaykaus saat ia kecil.[2][3] Saat itu hal yang umum bahwa selir-budak dan istri dari harem Seljuk yang beragama Kristen membaptis putra mereka. Saat ayahnya meninggal tahun 1246, Kaykaus masih muda dan tidak dapat berbuat banyak mencegah Mongol menaklukkan Anatolia.
Sebagian besar masa jabatannya sebagai Sultan Seljuk Rum, Kaykaus berbagi takhta dengan salah satu atau kedua saudaranya, Kilij Arslan IV dan Kayqubad II. Komandan Mongol, Baiju, pernah mengancam dan memperingatkan Kaykaus karena terlambat membayar upeti dan meminta padang rumput baru di Anatolia untuk kavaleri Mongol. Tahun 1256/1257, Kaykaus melarikan diri ke Romawi setelah dikalahkan oleh Mongol.[4] Pada suatu saat, Kakykaus kembali ke Kesultanan, tapi ia lagi-lagi harus melarikan diri ke Bizantium setelah pada musim panas tahun 1262 terjadi perang saudara dengan Kiliji Arslan IV. Ia melarikan diri bersama keluarganya.[5] Pihak istana Romawi menahannya masuk, meskipun demikian, mereka tetap menyambutnya seperti biasa. Tidak lama kemudian, muncul ketegangan antara Sultan dan Kaisar Romawi. Kaykaus mencoba menggulingkan Mikhael.[5] Karena itu, saudara Kaykaus, Kayqubad, mengajukan permohonan kepada Berke Khan dari Gerombolan Emas. Tahun 1265 Nogai menginvasi Romawi dan membebaskan Kaykaus beserta orang-orangnya setelah Kaisar Mikhael VIII Palaiologos menahan utusan dari Kairo untuk Berke. Berke memberikan Kaykaus apanase di Krimea dan menikahkan Kaykaus dengan putrinya, Urbay Khatun.[6] Kaykaus meninggal di Krimea sebagai eksil pada tahun 1279 atau 1280.
Keluarga
Kaykaus memiliki banyak istri, tapi hanya satu yang menemaninya ke Bizantium. Kirakos Gandzaketsi dari Armenia mengabarkan bahwa Kaykaus menikahi seorang putri Kaisar Ioannis III Doukas Vatatzes dan kemudian sumber-sumber Utsmaniyah menyebutkan nama istrinya itu Anna. Tetapi, kedua pernyataan itu tidak dapat dipercaya dan mungkin hanya menunjukkan bahwa istrinya beragama Kristen dan mungkin seorang Romawi (Bizantium). Selir-budak di harem Seljuk didominasi perempuan-perempuan Yunani Kristen. Istrinya itu terus tinggal di Konstantinopel setelah Kaykaus melarikan diri.[7]
Anak-anak Kakyaus, semua tidak diketahui ibunya, terdiri atas:
- Ghiyāth al-Dīn Masʿūd (sebelum 1262-1308), putra tertua dan pewaris takhta yang menemani Kaykaus ke Bizantium kemudian ke Gerombolan Emas. Setelah Kaykaus mangkat, Masʿūd mengambil kembali posisi ayahnya, menjadi Sultan Rum terakhir, dan menjaga hubungan baik dengan putra Mikhael VIII, Andronikos II Palaiologos.[8]
- Rukn al-Dīn Kayūmarth (sebelum 1262-setelah 1293), putra kedua yang juga mengikuti ayahnya ke Bizantium dan Gerombolan Emas. Ia terlibat dalam perebutan kekuasaan dengan Masʿūd setelah Kaykaus mangkat yang berakhir dengan pemenjaraan dan kematian Kayūmarth.[9]
- Konstantin Melik (sebelum 1264-setelah 1306), yang tinggal di Konstantinopel setelah Kaykaus melarikan diri, mungkin karena ia masih kecil. Konstantin tetap mengabdi pada Romawi hingga akhir hidupnya. Ia memiliki karier gemilang sebagai Gubernur Berroia tahun 1280-an dan Pegai tahun 1305/1306. Ia diberi gelar Caesar atau Sebastokrator. Keturunannya terus mengabdi pada Romawi hingga kekaisaran Romawi runtuh abad ke-15.[10]
- Sabbas Soultan? (sebelum 1265-1320?), putra Kaykaus lain yang tetap tinggal di Konstantinopel. Ia terlihat menjadi biarawan dan melayani Patriark Konstantinopel sebelum pindah ke Krimea dan meninggal di sana.[11]
- Putri yang tidak diketahui namanya (seteah 1264-?), ditahan setelah ayahnya lari.[12]
- Rukn al-Dīn Qılıc Arslan (setelah 1264-?), putra Kaykaus yang lahir di Krimea setelah pelarian dari Konstantinopel.[12]
- Siyāwus (setelah 1264-?), putra Kaykaus yang lahir di Krimea setelah pelarian dari Konstantinopel.[12]
- Farāmarz (setelah 1264-?), putra Kaykaus yang lahir di Krimea setelah pelarian dari Konstantinopel.[12]
Referensi
- ^ "KEYKÂVUS II - TDV İslâm Ansiklopedisi".
- ^ Peacock & Yildiz 2013, hlm. 118-119, 121.
- ^ Shukurov 2016, hlm. 62.
- ^ Shukurov 2016, hlm. 111.
- ^ a b Shukurov 2016, hlm. 99.
- ^ de Nicola 2017, hlm. 115.
- ^ Shukurov 2016, hlm. 114–115.
- ^ Shukurov 2016, hlm. 115–116.
- ^ Shukurov 2016, hlm. 116.
- ^ Shukurov 2016, hlm. 116–117.
- ^ Shukurov 2016, hlm. 117–118.
- ^ a b c d Shukurov 2016, hlm. 119.
Sumber
- Cahen, Claude (1968). Pre-Ottoman Turkey: a general survey of the material and spiritual culture and history. Diterjemahkan oleh J. Jones-Williams. New York: Taplinger. hlm. 271–279.
- de Nicola, Bruno (2017). Women in Mongol Iran: the Khātūns, 1206-1335. Edinburgh: Edinburgh University Press. ISBN 978-1474415484.
- Peacock, A.C.S.; Yildiz, Sara Nur, ed. (2013). The Seljuks of Anatolia: Court and Society in the Medieval Middle East. I.B.Tauris. ISBN 978-0857733467.
- Shukurov, Rustam (2016). The Byzantine Turks, 1204-1461. BRILL. ISBN 9789004307759.
Pranala luar
- Prof. Dr. Mehmet Eti. "Anatolian Coins > Seljuqs of Rum > Kay-Ka'us II first reign". Diarsipkan dari versi asli tanggal 01-02-2008.
- Prof. Dr. Mehmet Eti. "Anatolian Coins > Seljuqs of Rum > Kay-Ka'us II second reign". Diarsipkan dari versi asli tanggal 01-02-2008.
Didahului oleh: Keyhüsrev II |
Sultan Rum 1246–1262 |
Diteruskan oleh: Kilij Arslan IV |