Korps Produksi dan Konstruksi Xinjiang

Korps Produksi dan Konstruksi Xinjiang
Aktif1954 - sekarang
Negara Republik Rakyat Tiongkok
Aliansi Partai Komunis Republik Rakyat Tiongkok
Tipe unitBadan Usaha Milik Negara & Paramiliter
Jumlah personel2,6 juta
Kantor pusat dan melayani daerahÜrümqi & Xinjiang
JulukanBingtuan ("Korps")
Divisi14
Situs webwww.xjbt.gov.cn
Tokoh
Panglima tertinggiPeng Jiarui
Komisaris politikChen Quanguo
Sekretaris partaiSun Jinlong
Tokoh berjasaWang Zhen

Korps Produksi dan Konstruksi Xinjiang (KPKX) atau disebut Bingtuan ("Korps") adalah organisasi ekonomi dan paramiliter yang unik di Wilayah Otonomi Xinjiang Uyghur (WOXU), Tiongkok. KPKX memiliki wewenang administratif atas beberapa kota berukuran menengah, permukiman dan lahan pertanian di Xinjiang. Selain itu, KPKX memiliki struktur administrasi sendiri, menjadi seperti pemerintahan dalam hal menyediakan perawatan kesehatan, kepolisian, dan pendidikan di wilayah yurisdiksinya. KPKX seharusnya tunduk pada WOXU, tetapi hal itu hanya sebatas formalitas saja sehingga urusan internalnya seperti administrasi kota-kota dan tanah reklamasi, terpisah dari WOXU dan di bawah kendali langsung dari pemerintah pusat Tiongkok.

KPKX didirikan oleh Wang Zhen pada 1954 atas perintah Mao Zedong. Tujuan KPKX seperti yang telah ditetapkan adalah untuk mengembangkan daerah perbatasan, mempromosikan pembangunan ekonomi, memastikan stabilitas sosial dan kerukunan etnis serta mengonsolidasikan pertahanan perbatasan. Selama 50 tahun sejarahnya, KPKX telah berhasil membangun kota, pertanian, kota praja, menyediakan lahan dan pekerjaan untuk unit militer yang telah dibubarkan, serta mengembalikan para migran Han dari bagian lain Tiongkok ke Xinjiang sebagai bagian dari kampanye sinifikasi. KPKX juga berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi yang disebut Grup Xinjian Tiongkok (中国新建集团) dan memiliki sejumlah anak perusahaan yang diperdagangkan secara publik.

Riwayat

KPKX berasal dari sistem tradisional Tiongkok yang dinamakan tuntian, sebuah kebijakan untuk mengatur unit militer di daerah perbatasan sehingga menjadi mandiri dalam hal ketersediaan makanan, kebijakan ini juga dijalankan pada masa Dinasti Tang dan Dinasti Qing.[1] Korps konstruksi dibentuk di beberapa daerah perbatasan yang jarang penduduknya seperti Heilongjiang, Mongolia Dalam, dan Xinjiang. Republik Rakyat Tiongkok yang saat itu baru berdiri memiliki masalah mengenai apa yang harus dilakukan terhadap para mantan tentara non-Komunis yang telah dihapus dari kegiatan produksi ekonomi selama bertahun-tahun. Gagasan untuk menempatkan para mantan tentara ini sudah umum dilakukan di Tiongkok selama bertahun-tahun. Pemerintah Tiongkok membentuk KPKX yang terdiri dari para tentara Lapangan Pertama (Komunis) yaitu para mantan tentara Kuomintang[1] dan dari Tentara Nasional Ili.[2] KPKX sendiri didirikan pada Oktober 1954 oleh Wang Zhen atas perintah Mao Zedong, terdiri dari 175.000 personel militer yang berbasis di Xinjiang, dipimpin oleh Tao Zhiyue sebagai panglima tertinggi.[2]

KPKX pada awalnya berfokus pada masalah penyelesaian, budidaya dan pengembangan daerah yang masih jarang penduduknya, seperti di wilayah pinggiran Gurun Taklamakan dan Gurun Gurbantunggut dengan prinsip "tidak bersaing dengan masyarakat lokal untuk mendapatkan keuntungan".[3] KPKX juga berfungsi sebagai pasukan cadangan militer di Xinjiang, meskipun pada awalnya mereka tidak pernah ditugaskan karena hubungan Tiongkok dengan Uni Soviet berjalan dengan baik pada tahun-tahun awal berdirinya Republik Rakyat Tiongkok.[1][2] Jajaran KPKX juga banyak diisi oleh para pemuda, baik pria maupun wanita yang datang dari wilayah lain di Tiongkok guna menyeimbangkan rasio jenis kelamin dan memasukkan anggota yang memiliki latar belakang pendidikan yang lebih baik. Pada 1962 setelah perpecahan Tiongkok-Soviet, terjadi kerusuhan di Yining sehingga 60.000 etnis minoritas yang tinggal di dekat perbatasan melarikan diri ke Uni Soviet. Pemerintah Tiongkok saat itu khawatir Uni Soviet akan berusaha mengacaukan Tiongkok[1] dan memulai perang.[2] KPKX diperintahkan untuk mengolah lahan pertanian orang-orang yang telah melarikan diri tersebut.[2] Pada 1966 KPKX memiliki populasi 1,48 juta jiwa.

KPKX bersama dengan banyak organisasi pemerintahan dan partai lainnya mengalami kerusakan parah akibat terjadi kekacauan selama Revolusi Kebudayaan. Pada 1975, KPKX dihapus sepenuhnya dan semua kekuatannya dialihkan ke pemerintah Xinjiang serta pemerintah daerah.[3] Setelah Uni Soviet menginvasi Afganistan pada 1979, dan gerakan mujahidin Islam memperoleh kekuatan, maka kekhawatiran akan pengepungan dari Uni Soviet dan fundamentalisme Islam menyebabkan pembentukan kembali KPKX pada 1981[3] serta dilakukan budidaya di lahan perbatasan dan pembangunan ekonomi.[3]

Referensi

  1. ^ a b c d Rossabi, Morris (2005). Governing China's Multiethnic Frontiers. University of Washington Press. hlm. 157–158. 
  2. ^ a b c d e O'Neill, Mark (2008-04-13). "The Conqueror of China's Wild West". Asia Sentinel. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 September 2013. Diakses tanggal 2011-04-22. 
  3. ^ a b c d "IX. Establishment, Development and Role of the Xinjiang Production and Construction Corps". History and Development of Xinjiang. State Council of the People's Republic of China. May 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 March 2016. Diakses tanggal 2010-10-31.