Mimbar

Mimbar (bahasa Arab: منبر; kadang diromanisasikan menjadi mimber) adalah panggung yang berada di dalam tempat ibadah (umumnya pada masjid atau gereja) yang difungsikan oleh pemuka agama/imam untuk menyampaikan khotbah. Umumnya mimbar disertai dengan mikrofon dan kursi. Mimbar adalah elemen umum arsitektur masjid tradisional, termasuk di Indonesia. Dalam bahasa inggris mimbar masjid umummya dikenal sebagai minbar sedangkan mimbar gereja disebut pulpit

Etimologi

Mimbar berasal dari akar kata bahasa Arab ن ب ر n-b-r ("menaikkan, meninggikan"); bentuk jamaknya manābir (bahasa Arab: مَنابِر).[1]

Fungsi dan bentuk

Mimbar dari tahun 1906 pada Masjid Bingkudu di Sumatera Barat.

Mimbar secara simbolis adalah tempat keudukan imam yang memimpin shalat di masjid dan menyampaikan khotbah. Pada mulanya, mimbar adalah sebuah gundukan sebagai tempat duduk Nabi Muhammad,[2] dan kemudian diikuti oleh para khalifah setelahnya, yang masing-masing secara resmi menjadi pemimpin umat Islam. Namun, belakangan mimbar akhirnya menjadi standar untuk masjid dan digunakan oleh imam setempat. Meskipun demikian, makna mimbar sebagai simbol kewibawaan tetap dipertahankan.[3][4]

Pada masa selanjutnya, Khalifah Ummayyah Mu'awiya I (memerintah 661–680) memodifikasi minbar dengan meninggikan mimbar asli Muhammad dengan menambah jumlah anak tangga dari tiga menjadi enam, sehingga meningkatkan keunggulannya. Selama periode Bani Umayyah mimbar digunakan oleh para khalifah atau gubernur perwakilan mereka untuk membuat pengumuman publik yang penting dan menyampaikan khutbah Jumat. Pada tahun-tahun terakhir Kekhalifahan Umayyah, sebelum kejatuhannya pada tahun 750, Bani Umayyah memerintahkan mimbar dibangun untuk semua masjid sebagai media khotbah shalat Jumat di Mesir, dan segera setelah itu praktik ini diperluas ke wilayah Muslim lainnya.

Pada periode awal Abbasiyah (setelah 750) telah menjadi standar di masjid-masjid Jumat di semua komunitas Muslim Mimbar masjid sekilas mirip dengan mimbar gereja, tetapi keduanya memiliki fungsi dan posisi yang lebih mirip dengan podium gereja, yang digunakan oleh imam memimpin berbagai bacaan dan doa. Mimbar terletak di sebelah kanan mihrab, sebuah ruang yang menjorok di dinding masjid yang menandakan kiblat shalat (yaitu menuju Makkah). Biasanya, mimbar memiliki tempat duduk di pincakdan anak tangga untuk mencapainya di bagian depan. Bagian bawah tangga sering memiliki pintu daun. Berbeda dengan banyak mimbar Kristen, tangga menuju mimbar biasanya berada dalam satu garis lurus pada sumbu yang sama dengan tempat duduk.[3][4]

Di beberapa masjid, terdapat panggung (müezzin mahfili dalam bahasa Turki) di seberang mimbar tempat penyambung imam, muadzin, berada selama salat.

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Pedersen, J.; Golmohammadi, J.; Burton-Page, J.; Freeman-Grenville, G.S.P. (2012). "Minbar". Dalam Bearman, P.; Bianquis, Th.; Bosworth, C.E.; van Donzel, E.; Heinrichs, W.P. Encyclopaedia of Islam (edisi ke-second). Brill. 
  2. ^ "Mimbar Rasulullah SAW, Seperti Apa?". Republika Online. 2018-03-23. Diakses tanggal 2021-09-08. 
  3. ^ a b M. Bloom, Jonathan; S. Blair, Sheila, ed. (2009). "Minbar". The Grove Encyclopedia of Islamic Art and Architecture. Oxford University Press. ISBN 9780195309911. 
  4. ^ a b Petersen, Andrew (1996). "minbar". Dictionary of Islamic architecture. Routledge. hlm. 191–192. 

Bacaan lanjutan

  • Pedersen, J.; Golmohammadi, J.; Burton-Page, J.; Freeman-Grenville, G.S.P. (2012). "Minbar". In Bearman, P.; Bianquis, Th.; Bosworth, C.E.; van Donzel, E.; Heinrichs, W.P. (eds.). Encyclopaedia of Islam, Second Edition. Brill.
  • Bloom, Jonathan; Toufiq, Ahmed; Carboni, Stefano; Soultanian, Jack; Wilmering, Antoine M.; Minor, Mark D.; Zawacki, Andrew; Hbibi, El Mostafa (1998). The Minbar from the Kutubiyya Mosque. The Metropolitan Museum of Art, New York; Ediciones El Viso, S.A., Madrid; Ministère des Affaires Culturelles, Royaume du Maroc.
  • Lynette Singer (2008). The Minbar of Saladin. Reconstructing a Jewel of Islamic Art. (London: Thames & Hudson).