Pampasan perang
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a1/%D0%93%D1%80%D1%83%D0%B7%D0%BE%D0%B2%D0%BE%D0%B9_%D0%BF%D0%B0%D1%80%D0%BE%D0%B2%D0%BE%D0%B7_%D0%A2%D0%BA%D0%97_1105_%286%29.jpg/200px-%D0%93%D1%80%D1%83%D0%B7%D0%BE%D0%B2%D0%BE%D0%B9_%D0%BF%D0%B0%D1%80%D0%BE%D0%B2%D0%BE%D0%B7_%D0%A2%D0%BA%D0%97_1105_%286%29.jpg)
Pampasan perang adalah pembayaran yang secara paksa ditarik oleh negeri pemenang perang kepada negeri yang kalah perang sebagai ganti atas kerugian material.[1] Istilah pampasan perang mulai digunakan setelah Perang Dunia I. Saat itu, Blok Sekutu meminta pampasan dalam jumlah besar kepada Jerman namun mereka kesulitan menagihnya.[2] Setelah Perang Dunia II, Uni Soviet dan Blok Barat mengumpulkan pampasan dalam bentuk material (seperti perlengkapan industri) langsung dari wilayah Jerman.[2] Perselisihan yang terjadi karena pampasang perang merupakan salah satu faktor yang menyebabkan perpecahan Uni Soviet dan negara-negara Barat.[1]
Setelah kedua perang dunia terjadi, Jerman dan aliansinya dinyatakan bersalah karena telah memulai perang dan harus membayar pampasan.[2] Namun, tujuan dari penarikan pampasan perang sendiri mengalami perubahan, yang semula sebagai ganti rugi kerusakan akibat perang menjadi sumber dana bagi negara pemenang perang untuk mendanai biaya militer mereka.[2]
Pada tahun 1952, Jepang menandatangi perjanjian damai dengan 49 negara yang di antaranya mengatur tentang pembayaran pampasan kepada Indonesia, Burma, Filipina, dan Thailand.[2] Sebagian besar pampasan tersebut dibayarkan dalam bentuk jasa, material, dan investasi.[2]
Referensi