Plankton

Fotomontag organisme plankton

Plankton adalah salah satu organisme hanyut apapun yang hidup dalam zona pelagik (bagian atas) samudra, laut, dan badan air tawar.[1] Plankton berasal dari bahasa Yunani yaitu planktos yang berarti pengembara atau penghanyut. Istilah ini diterapkan pertama kali oleh Victor Hansen Direktur Ekspedisi Jerman pada tahun 1887 yang terkenal dengan sebutan Plankton Expedition yang dibuat untuk menentukan sistematika organisme laut. Setelah ekspedisi ini selesai disempurnakan kembali oleh Haeckel pada tahum 1990.[2]

Secara luas plankton dianggap sebagai salah satu organisme terpenting di dunia, karena menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik. Bagi kebanyakan makhluk laut, plankton adalah makanan utama mereka. Plankton terdiri dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut. Ukurannya kecil saja. Walaupun termasuk sejenis benda hidup, plankton tidak mempunyai kekuatan untuk melawan arus, air pasang atau angin yang menghanyutkannya. Plankton hidup di pesisir pantai di mana ia mendapat bekal garam mineral dan cahaya matahari yang mencukupi. Ini penting untuk memungkinkannya terus hidup. Mengingat plankton menjadi makanan ikan, tidak mengherankan bila ikan banyak terdapat di pesisir pantai. Itulah sebabnya kegiatan menangkap ikan aktif dijalankan di kawasan itu. Selain sisa-sisa hewan, plankton juga tercipta dari tumbuhan. Jika dilihat menggunakan mikroskop, unsur tumbuhan alga dapat dilihat pada plankton. Beberapa makhluk laut yang memakan plankton adalah seperti batu karang, kerang, dan ikan paus.[1]

Umumnya ukuran plankton sangat kecil dan dapat diukur dengan besaran mikrometer sampai dengan milimeter. Namun, ada juga yang berukuran besar seperti ubur-ubur yang ukurannya bisa mencapai dua meter, tapi untuk sebaran jenis ini di laut sangat sedikit. Ubur-ubur terbesar di dunia adalah Scyanea Actica yang memiliki diameter payung dua meter dan panjang umbai-umbai tentakelnya sampai dengan 20 meter. Ukuran kecil pada plakton sangat menguntungkan untuk adaptasi kehidupan mengapung di air. Dengan ukuran yang kecil daya apungnya akan lebh tinggi dan juga proses faali (fisiologi) antara individu sel dengan lingkungannya dapat terjadi dengan lebih efisien.[3]

Jenis

  • Fitoplankton adalah jenis plankton yang sering disebut mikroalga mirip dengan tanaman terestrial karena memiliki klorofil dan membutuhkan sinar matahari untuk hidup dan berkembang. Fitoplakton dapat digunakan sebagai indikator kontaminasi dan kualitas air. Hal itu dapat terjadi karena fitoplankton akan terhambat populasi dan proses fotosintesisnya karena pencemaran air tempat tinggalnya.[4] Fitoplankton bersifat seperti tumbuhan, seperti diatoaeme.[5]
  • Zooplankton adalah jenis plankton mikroskopis yang hidup pada tubuh air dan mengandalkan arus air sebagai transportasinya. Zooplankton adalah makanan penting untuk ikan dan dapat mengevaluasi pencemaran air tempat mereka tinggal.[4] Zooplankton bersifat seperti hewan, seperti radiolaria dan foraminifera.[5]

Manfaat

Rujukan

  1. ^ a b Mulyono, Mugi; Firdaus, Rian; Alka, Cut MN; Hamdani (12 Februari 2018). Sumberdaya Hayati Laut Indonesia: Sebuah Pengantar Sumber Daya Hayati Laut Indonesia. Jakarta: STP Press. hlm. 5. ISBN 978-602-9156-42-3. 
  2. ^ Husma, Amrah (28 Februari 2017). Biologi Pakan Alami. Makassar: CV. Social Politic Genius (SIGn). hlm. 37. ISBN 978-602-61042-6-7. 
  3. ^ Nontji, Anugerah (2008). Plankton laut. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hlm. 5. ISBN 978-979-799-085-5. 
  4. ^ a b Husamah; Rahardjanto, Abdulkadir (13 Februari 2019). Bioindikator: Teori dan Aplikasi dalam Biomonitoring. UMMPress. hlm. 59. ISBN 978-979-796-383-5. 
  5. ^ a b Hartono. Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Bandung: PT Grafindo Media Pratama. hlm. 12. ISBN 978-979-9281-61-6. 
  6. ^ Purnama, Rayhand. "Plankton yang Punya Peran Penting untuk Bumi". www.cnnindonesia.com. Diakses tanggal 2020-11-07. 

Lihat pula