Sugesti

Sugesti merupakan kata serapan dari bahasa Inggris suggestion. Sugesti adalah pemberian pengaruh atau pandangan dari satu pihak kepada pihak lain.[1] Akibatnya pihak yang dipengaruhi akan tergerak mengikuti pengaruh atau pandangan tersebut dan menerimanya secara sadar atau tidak sadar tanpa berpikir panjang. Penulis topik psikologi pada abad kesembilanbelas seperti William James menggunakan kata-kata suggest dan suggestion dalam pengertian mendekati maknanya dalam percakapan sehari-hari,-kata saran (suggest) mengacu arti harfiah "memberi saran" kepada orang lain sementara sugesti (suggestion) mengacu kepada pikiran. Kajian ilmiah awal tentang hipnosis oleh Leonard Clark Hull dan ilmuwan lain memperluas arti kata sugesti ini secara khusus dan teknis (Hull, 1933). Teori neuro-psikologis asli dari sugesti hipnosis didasarkan pada konsep respon ideo motor dari William B. Carpenter dan James Braid .

Etimologi

Hipnosis

Kajian ilmiah modern hipnosis, yang mengikuti pola dari karya Hull, memisahkan dua faktor esensial yaitu trance dan sugesti.[2] Keadaan pikiran (state of mind) yang disebabkan oleh trance dikatakan terjadi melalui proses induksi hipnotis yang pada dasarnya memerintahkan dan menyarankan subjek bahwa mereka akan memasuki kondisi hipnosis. Ketika subjek memasuki kondisi hipnosis, sang penghipnosis memberi sugesti yang dapat menghasilkan efek yang dicari. Sugesti yang biasa digunakan dalam mengukur sugestibilitas atau kerentanan (atau bagi orang dengan orientasi teori yang berbeda, "bakat hipnosis") antara lain sugesti bahwa lengan subjek menjadi semakin ringan dan mengambang di udara, atau bahwa ada lalat yang berdengung di sekitar kepalanya. Respon klasik terhadap sugesti yang diterima ketika lengan subjek mulai mengambang di udara adalah bahwa subjek merasakan efek tersebut terjadi tanpa disengaja.[3]

Referensi

  1. ^ Atik Catur Budiati (2009). Sosiologi Kontekstual Untuk SMA & MA (PDF). Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 50. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-01-22. Diakses tanggal 2020-10-31. 
  2. ^ Heap, M. (1996). "The nature of hypnosis." The Psychologist. 9 (11): 498–501.
  3. ^ Wetizenhoffer, A. M. (1980). "Hypnotic susceptibility revisited." American Journal of Clinical Hypnosis. 22: 130–146.

Pranala luar