Wanita di Jerman Nazi
Wanita di Reich Ketiga memainkan peran sebagai ibu rumah tangga: memasak, membersihkan dan menjaga rumah serta menjaga kesehatan dan kecantikan demi suami mereka yang akan menghasilkan anak-anak dengan ras murni. Mulai usia sekolah mereka telah diajarkan mata pelajaran yang sesuai, seperti memasak dan menjahit serta hal-hal yang menyangkut kesehatan dan kecantikan. Berikut ini adalah pedoman untuk menjadi seorang wanita yang ideal menurut Nazi Jerman:
- Perempuan tidak boleh bekerja mencari nafkah
- Perempuan tidak boleh mengenakan celana panjang
- Perempuan tidak boleh memakai make-up
- Perempuan tidak boleh mengenakan sepatu hak tinggi
- Perempuan tidak boleh mewarnai ataupun mengeriting rambut
- Perempuan tidak boleh melakukan diet
Pada tanggal 5 Juli 1933 hukum yang mendorong perkawinan disahkan. Salah satu ketentuan di dalam hukum tersebut memutuskan untuk memberikan pinjaman sebesar 1000 mark kepada semua pasangan yang baru menikah di mana pinjaman itu akan dikurangi 25% untuk setiap anak yang mereka lahirkan. Jika pasangan memiliki empat anak, maka pinjaman tersebut akan dihapuskan. Di samping itu, pada setiap hari lahir ibu Hitler, 12 Agustus, Nazi Jerman memberikan penghargaan kepada para perempuan yang melahirkan banyak anak. Sebuah salib emas diberikan kepada ibu-ibu dari 8 anak atau lebih, perak untuk ibu dari 6 anak dan perunggu untuk ibu dari empat anak.
Perempuan yang belum menikah juga didorong untuk segera memiliki anak-anak. Untuk itu, mereka dianjurkan mengunjungi Lebensborn setempat di mana mereka akan dihamili oleh anggota SS.
Namun, tidak semua wanita menyetujui pandangan Hitler. Mereka yang tidak setuju kebanyakan berasal dari kalangan intelektual yang enggan melepaskan pekerjaan mereka dan tinggal di rumah. Untuk memprotes kebijakan anti-feminis Hitler, mereka bergabung dengan kelompok-kelompok oposisi sayap kiri. Resikonya, jika tertangkap mereka akan dikirim ke kamp konsentrasi sebagai tahanan politik. Pada bulan Oktober 1933 kamp konsentrasi pertama untuk perempuan dibuka di Moringen, Jerman. Pada tahun 1938, kamp kedua didirikan di Lichtenburg dan pada tahun 1939, kamp ketiga dibuka di Ravensbrück.
Pada tahun 1937, saat Jerman siap mengobarkan perang, perempuan diperlukan untuk melengkapi tenaga laki-laki. Undang-undang baru disahkan yang menyatakan bahwa semua wanita harus melakukan pekerjaan patriotic. Beberapa perempuan kemudian terbujuk oleh poster-poster yang berisi ajakan untuk menjadi relawan SS. Perempuan-perempuan terpilih, yang sebagian besar berasal dari kelas menengah dan kelas bawah, menjalani pelatihan. Setelah menjalani masa pelatihan mereka kemudian ditempatkan di kamp-kamp konsentrasi sebagai penjaga perempuan.