Hormon EGF
Hormon EGF (bahasa Inggris: epidermal growth factor, EGF) adalah senyawa hormon yang diturunkan dari keping darah selain PDGF dan TGF.[1] Penemuan EGF oleh Stanley Cohen dari Unversitas Vanderbilt memenangkan hadiah Nobel di bidang Fisiologi dan Pengobatan pada tahun 1986.[2]
EGF mempunyai panjang 53 AA dan bersifat mitogenik oleh karena tiga gugus disulfida yang menghubungkan Cys6-Cys20, Cys14-Cys31, dan Cys33-Cys42; serta gugus asam amino ke 13 (Tyr), 41 (Arg), dan 47 (Leu), yang berperan dalam berbagai sistem tubuh seperti proliferasi sel, onkogenesis dan penyembuhan luka.[3]
Rujukan
- ^ (Inggris) "Hepatic Stellate Cell in Fibrosis: Stellate Cell Activation". Division of Liver Diseases, Mount Sinai School of Medicine; Scott L. Friedman. Diakses tanggal 2010-10-17.
- ^ (Inggris) "The Nobel Prize in Physiology or Medicine 1986". The Official Web Site of the Nobel Prize. Diakses tanggal 2010-10-18.
- ^ (Inggris) "Humoral Immunity". CABM Structural Bioinformatics Laboratory; Gaetano T. Montelione. Diakses tanggal 2010-10-18.