Kitab Amos
Bagian dari Alkitab Kristen | |||||
Perjanjian Lama | |||||
---|---|---|---|---|---|
|
|||||
Kitab Amos (disingkat Amos; akronim Am.) merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kelompok kitab-kitab kenabian dan khususnya dalam kelompok nabi-nabi kecil pada Perjanjian Lama di dalam Alkitab Kristen. Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab kolektif yang bernama "Dua Belas Nabi", yang termasuk dalam kelompok Nevi'im, atau yang lebih tepatnya dalam kelompok nabi-nabi akhir.[1]
Nama
Nama kitab ini merujuk pada tokoh utama kitab ini, yaitu Amos, seorang peternak domba dari Tekoa yang menjadi nabi di Israel Samaria pada zaman pemerintahan Raja Yerobeam bin Yoas. Nama "Amos" sendiri merupakan serapan dari kata dalam bahasa Ibrani: עָמוּס (Amos), yang awalnya secara harfiah berarti "muatkan" dalam modus imperatif, lalu berkembang menjadi arti "muatan" atau "beban".[2]
Isi
Kitab Amos ini terdiri dari beberapa bagian. Pembagian isi tersebut adalah sebagai berikut:[1]
- Pendahuluan
- Sabda melawan bangsa-bangsa
- Sabda-sabda tambahan
- Dengarlah Firman ini, Hai orang Israel dalam Amos 3:1
- Dengarlah Firman ini, Hai lembu-lembu Basan dalam Amos 4:1
- Dengarlah Firman ini, Hai kaum Israel dalam Amos 5:1
- Celakalah Hai Israel yang tidak bertobat..- Pembuangan jauh ke Seberang Damsyik dalam Amos 5:18
- Celakalah Hai Israel yang tidak bertobat..- Kehancuran penyerbuan dari Utara dalam Amos 6:1
- Berbagai penglihatan dan lampiran-lampiran
- Penglihatan 1 yaitu Belalang dalam Amos 7:1
- Penglihatan 2 yaitu Api yang Dicurahkan dalam Amos 7:4
- Penglihatan 3 yaitu Tali Sipat Tuhan dalam Amos 7:7
- Lampiran yang pertama yaitu Amos berhadapan dengan Amazia dalam Amos 7:10
- Penglihatan 4 yaitu Bakul dengan Buah-buahan Musim Kemarau dalam Amos 8:1
- Dengarlah ini, kamu yang menginjak-injak orang miskin dalam Amos 8:4
- Matahari terbenam di siang hari dalam Amos 8:9
- Kelaparan yang tidak diduga-duga dalam Amos 8:11
- Kekeringan yang menghancurkan dalam Amos 8:13
- Penglihatan 5 yaitu Tuhan Dekat Mezbah dalam Amos 9:1
- Tuhan, pencipta, dan pemelihara semesta alam dalam Amos 9:5
- Tuhan, Israel, dan bangsa-bangsa dalam Amos 9:7
- Hukuman atas Israel yang kurang percaya dalam Amos 9:8
- Pemilihan dinasti dan kerajaan Daud dalam Amos 9:11
- Pembaharuan bumi, umat Israel, dan Tanah Air dalam Amos 9:13
Naskah sumber
- Naskah Masorah (bahasa Ibrani, abad ke-10 M)
- Septuaginta (bahasa Yunani; abad ke-3 SM)
- Naskah Laut Mati (bahasa Ibrani, abad ke-2 SM), terutama:[3]
- 5Q4Amos (5QAmos)
- 4Q78c (4QXIIc)
- 4Q82g (4QXIIg)
- Wadi Murabba’at Minor Prophets (MurXII)
Kepengarangan
Kitab Amos diyakini ditulis oleh nabi Amos. Data diri mengenai Amos tidak diketahui dengan jelas di luar dari tulisan-tulisannya.[4] Amos adalah seorang peternak domba dan penduduk asli dari Tekoa (saat ini di dalam kota Palestina modern, Tuqu') Amos 1:1, suatu desa di pinggiran Kerajaan Yehuda, kira-kira 16 km di sebelah selatan Betlehem.[5][4] Pelayanan Amos dilakukan pada masa pemerintahan Uzia di Yehuda dan Yerobeam bin Yoas di Israel.[1]
Dalam penetapan tanggal penulisan, dugaan kuat bahwa kitab ini ditulis pada masa pemerintahan Uzia di Yehuda dan Yorebeam II di Yerusalem.[1][4] Salah satu ahli yang bernama R. Thiele menyebutkan tahun 782-753 sebagai tahun-tahun pemerintahan Yorebeam dan tahun 767-740 sebagai tahun di mana Uzia berkuasa.[1] Jika mengikuti asumsi ini maka kita dapat menyimpulkan bahwa masa pelayanan Amos adalah sekitar 16 tahun.[1] Namun, Hal ini masihlah sebuah asumsi karena belum dibuktikan dengan bukti yang cukup kuat.[1]
Perikop
Judul perikop dalam Kitab Amos menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut.
- Hukuman atas bangsa-bangsa
- Judul (1:1)
- Hukuman atas bangsa-bangsa lain (1:2 – 2:3)
- Hukuman atas Yehuda (2:4–5)
- Hukuman atas Israel (2:6–16)
- Peringatan atas dosa-dosa Israel
- Nabi sebagai penyambung lidah Allah (3:1–8)
- Pemberitaan tentang keruntuhan Israel (3:9–15)
- Terhadap perempuan-perempuan Samaria yang mabuk kemewahan (4:1–3)
- Ibadah orang Israel adalah ibadah jahat (4:4–5)
- Orang Israel tidak mau berbalik kepada TUHAN (4:6–13)
- Ratapan tentang Israel (5:1–3)
- Jalan yang menuju hidup (5:4–6)
- Melawan perkosaan keadilan (5:7–13)
- Hidup dan mati (5:14–17)
- Hari TUHAN (5:18–20)
- Ibadah Israel dibenci TUHAN (5:21–27)
- Rasa tenteram yang palsu (6:1–14)
- Penglihatan akan penghakiman Allah atas Israel
- Penglihatan pertama: Belalang (7:1–3)
- Penglihatan kedua: Api (7:4–6)
- Penglihatan ketiga: Tali sipat (7:7–9)
- Amos diusir (7:10–17)
- Penglihatan keempat: Bakul dengan buah-buahan (8:1–3)
- Peringatan terhadap orang yang mengisap sesamanya (8:4–8)
- Gerhana matahari dan ratapan (8:9–10)
- Lapar dan haus (8:11–14)
- Penglihatan kelima: Tuhan dekat mezbah (9:1–6)
- Bangsa pilihan ditolak Allah (9:7–10)
- Janji keselamatan
- Janji mengenai keselamatan (9:11–15)
Latar belakang
Latar belakang Kitab Amos perlu dilihat dalam kondisi politik, kondisi sosial, dan kondisi keagamaan di Israel pada sekitar pertengahan abad ke-7 SM.[6] Hal ini dapat membantu kita untuk mengetahui bagaimana konteks pelayanan Amos.[6]
Kondisi politik
Kondisi politik pada saat itu berada di tengah masa perebutan kekuasaan antara Asyur dan Aram.[6] Peperangan ini membuat Israel bagian utara yang diperintah Yehu seorang raja dari Israel pada tahun 842 mengalami kesulitan.[6] Namun, ketika Asyur menghancurkan Damsyik yaitu ibu kota Aram maka terlepaslah Israel bagian utara.[6] Pada masa pemerintahan Yorebeam tahun 783 Sebelum Masehi, ia mengembalikan daerah Israel dari Hamat sampai Laut Araba.[6] Ia memerintah selama empat puluh satu tahun lamanya.[6] Sementara di Israel bagian selatan yang diperintah Uzia, rakyat mengalami kemakmuran.[6] Ia memerintah selama lima puluh dua tahun lamanya.[6]
Kondisi sosial
Kondisi sosial dalam kitab Amos ini sangat makmur.[6] Rakyat tidak mengalami kelaparan atau kekurangan bahan makanan.[6] Rakyat hidup dengan kemewahan, kesenangan, dan kepuasan jasmani.[6] Namun demikiian, kemewahan dan kepuasan jasmani itu adalah hal yang semu.[6] Hal ini dikarenakan banyak ketimpangan seperti adanya ketidakadilan kaum kaya terhadap yang miskin, tanah dikuasai oleh kelompok-kelompok tertentu, hakim-hakim tidak menjalankan fungsinya dengan baik, orang-orang kaya yang memeras orang-orang miskin.[6] Hal ini yang menjadi keluhan dari Amos.[6]
Kondisi keagamaan
Agama pada masa itu sangat banyak.[6] Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya kuil-kuil dari para dewa seperti Baal di Betel, Gilgal, Bersyeba dan sebagainya.[6] Hal inilah yang menjadi masalah bagi Amos.[6] Imam-imam pada saat itu tidak melawan kesalahan yang telah terjadi di tengah masyarakat Israel, melainkan membiarkan hal itu terjadi bahkan mendukung kesalahan itu.[6] Ketidaksadaran akan kesalahan yang telah diperbuat oleh bangsa Israel merupakan salah satu contoh kebutaan rohani yang terjadi pada masa itu.[6]
Muatan teologis
Dalam kitab Amos, terdapat banyak tema teologis yang dapat diangkat.[1] Tema ini tentu saja tidak lepas dari apa yang dirasakan serta dikatakan Amos.[1]
Allah lebih besar daripada agama
Hal ini merupakan salah satu hal yang ditekankan oleh Amos.[1] Amos mengatakan hal ini di tempat di mana agama dan politik memegang kuasa penuh atas masyarakat.[1] Amos menekankan bahwa Allah jauh lebih berkuasa dibanding dengan agama maupun politik.[1] Hal ini dikarenakan Allah berdiri di atas mereka.[1] Berkaitan dengan hal ini, Amos juga ingin mengingatkan kesalahan Israel yang pada saat itu berpaling dari YHWH.[1] Amos melihat ini sebagai suatu kesalahan yang akan mendatangkan penghukuman Allah kepada Israel.[1] Penghukuman ini juga tidak lepas dari ketidaktaatan Israel atas perjanjian yang telah mengikat Allah dengan Israel.[1]
Agama dan masyarakat
Dalam hal agama, Amos melihat adanya penyelewengan yang dilakukan oleh para pemimpin ibadah, salah satunya adalah Amazia.[1] Keagamaan di Kerajaan Utara pada saat itu memang sama sekali tidak mengalami kekurangan karena persembahan dan persepuluhan terus berjalan.[1] Namun, motivasinya tidak lagi untuk menunjukkan ketaatan tetapi untuk memenangkan Allah agar mendapat pemuasan terhadap diri sendiri.[1] Hal ini yang menyebabkan terjadi perdebatan antara Amazia dengan Amos.[1] Selain itu, dalam bidang kemasyarakatan terdapat suatu ketimpangan.[1] Adanya ketidakadilan dalam pengadilan dalam Amos 5:10 dan kekacauan di pasar dalam Amos 8:4.[1] Orang-orang yang miskin pada masa itu menjadi korban dari orang-orang kaya.[1] Hal ini menyebabkan akan datangnya kehancuran atau kutuk atas Israel.[1]
Harapan dan masa depan
Harapan dan masa depan ini merupakan salah satu tema teologis dalam kitab Amos.[1] Harapan dan masa depan ini bersifat eskatologis.[1] Hal ini digambarkan dengan konsep Hari Tuhan dalam kitab Amos.[1] Hari Tuhan dalam kitab Amos dianggap sebagai hari pemulihan, suatu hari di mana bangsa Israel akan dikeluarkan dari pembuangan, keturunan Daud akan dipulihkan, kerajaan Allah yang akan diperluas, dan sebagainya.[1] Namun, dugaan kuat bahwa pembicaraan mengenai Hari Tuhan dalam kitab Amos ini bukanlah tulisan asli dari Amos sendiri.[1] Namun, kitab Amos tidak menyebutkan dengan spesifik dan detail mengenai kapan Hari Tuhan itu datang.[1]
Referensi
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad C. Hasell Bullock. 2002. Kitab Nabi-nabi Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas. Hlm 73-112.
- ^ (Indonesia)Dianne Bergant dan Robert J. Karris, 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius.
- ^ "Transkrip Naskah Laut Mati". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-30. Diakses tanggal 2013-05-13.
- ^ a b c J.D.Douglas. 1962. New Bible Dictionary. England: Inter-varsity. Hlm 32-33.
- ^ (Indonesia)w. S. Lasor, dkk. Pengantar Perjanjian Lama 2. Jakarta. Gunung Mulia. Hlm. 195.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t Frank M. Boyd. 2006. Kitab Nabi-Nabi kecil. Malang: Gandum Mas. Hlm 39-56.
Sumber
- Berdasarkan Pengantar Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia, 2002