Kekristenan Barat

Kekristenan Barat meliputi Gereja Latin dari Gereja Katolik, berbagai denominasi Protestan, dan kelompok-kelompok lainnya yang berasal dari dunia Barat.

Istilah ini digunakan secara kontras dengan Kekristenan Timur. Kekristenan Barat berkembang dan kemudian mendominasi sebagian besar Eropa, Afrika Utara, Afrika Selatan, serta seluruh Australia dan Belahan Barat. Ketika digunakan dalam periode sejarah sejak abad ke-16, 'Kekristenan Barat' mengacu secara kolektif pada Katolisisme Roma dan Protestanisme, terutama untuk perspektif-perspektif dan pendekatan-pendekatan teologis bersama mereka (misalnya liturgi, doktrin, sejarah, dan politik), serta bukan pada perbedaan-perbedaan mereka. Saat ini perbedaan geografis antara Kekristenan Barat dan Timur nyaris tidak ada, khususnya setelah penyebaran para misionaris.

Sejarah

Halaman judul Alkitab Gustav Vasa Lutheran Swedia, diterjemahkan oleh Petri bersaudara dan Laurentius Andreae.
Para akademisi Yesuit di Tiongkok. Atas: Matteo Ricci, Adam Schall, dan Ferdinand Verbiest (1623–88); Bawah: Paulus Siu (Xu Guangqi), Colao atau Perdana Menteri Negara, dan Candide Hiu cucunya.

Sebagian besar sejarah Gereja di Eropa terbagi antara belahan barat yang berbahasa Latin, dengan pusatnya di Roma, dan belahan timur yang berbahasa Yunani, dengan pusatnya di Konstantinopel. Berbagai perbedaan budaya dan persaingan politis menciptakan ketegangan antara kedua gereja, mengarah pada ketidaksepahaman atas doktrin dan eklesiologi yang berakhir dengan perpecahan (skisma).[1]

Sama seperti Kekristenan Timur, Kekristenan Barat menelusuri akarnya—baik secara langsung atau tidak langsung—ke para rasul dan para pengkhotbah awal lainnya dari agama ini. Bahasa Latin merupakan bahasa utama di daerah asal Kekristenan Barat. Para penulis Kristen berbahasa Latin memiliki pengaruh lebih daripada mereka yang menulis dalam bahasa Yunani, Siria, atau bahasa Timur lainnya. Kendati kalangan Kristen pertama di Barat menggunakan bahasa Yunani (misalnya Klemens dari Roma), sejak abad ke-4 mulai tergantikan oleh bahasa Latin bahkan di kota kosmopolitan Roma, tetapi terdapat bukti adanya sebuah terjemahan Alkitab berbahasa Latin pada abad ke-2 (lihat pula Vetus Latina) di Galia selatan dan provinsi Romawi Afrika.[2]

Dengan melemahnya Kekaisaran Romawi, perbedaan-perbedaan juga tampak di dalam organisasi, karena para uskup di Barat tidak bergantung pada Kaisar di Konstantinopel dan tidak berada di bawah pengaruh Caesaropapisme di Gereja Timur. Takhta Konstantinopel menjadi dominan di seluruh daratan Kaisar, sementara Barat melihat secara eksklusif kepada Takhta Roma, yang di Timur dipandang sebagai salah satu dari kelima patriark dalam Pentarki. "Tata kelola yang diajukan dunia Kristen universal dengan lima takhta patriarkal berada di bawah naungan suatu kekaisaran universal tunggal. Dirumuskan dalam legislasi Kaisar Yustinianus I (527–565), khususnya dalam Novellae 131 yang dikeluarkan olehnya, teori tersebut menerima persetujuan resmi gerejawi di [Konsili Quinisextum] (692), yang memeringkat kelima takhta tersebut [dengan urutan] Roma, Konstantinopel, Aleksandria, Antiokhia, dan Yerusalem."[3]

Selama berabad-abad, berbagai ketidaksepakatan memisahkan Kekristenan Barat dari beragam bentuk Kekristenan Timur: pertama dari Kekristenan Siria Timur setelah Konsili Efesus (431), kemudian dari Ortodoksi Oriental setelah Konsili Kalsedon (451), dan berikutnya dari Ortodoksi Timur karena Skisma Timur–Barat tahun 1054. Dengan bentuk Kekristenan Timur yang disebutkan terakhir itu, kesepakatan-kesepakatan untuk penyatuan kembali ditandatangani pada Konsili Lyon II dan Konsili Florence, tetapi hal-hal ini terbukti tidak efektif.

Kebangkitan Protestanisme mengakibatkan pembagian besar di dalam Kekristenan Barat, yang masih bertahan hingga sekarang, dan peperangan seperti Perang Inggris-Spanyol (1585–1604) karena sebab-sebab religius maupun ekonomi.

Selama dan setelah Zaman Penjelajahan, bangsa Eropa menyebarkan Kekristenan Barat ke Dunia Baru dan tempat-tempat lain. Katolisisme Roma datang ke Benua Amerika (terutama Amerika Selatan), Afrika, Asia, Australia, dan Pasifik. Protestanisme, termasuk Anglikanisme, datang ke Amerika Utara, Australia-Pasifik, dan beberapa daerah di Afrika.

Saat ini, perbedaan geografis antara Kekristenan Barat dan Kekristenan Timur nyaris tidak terlihat karena migrasi besar-besaran bangsa Eropa di seluruh dunia, sebagaimana juga karya para misionaris di seluruh dunia selama lima abad terakhir.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ (Inggris) "General Essay on Western Christianity", Overview Of World Religions. Division of Religion and Philosophy, University of Cumbria. © 1998/9 ELMAR Project. Accessed 1 April 2012.
  2. ^ (Inggris) The Oxford Dictionary of the Christian Church (Oxford University Press 2005 ISBN 978-0-19-280290-3), article "Latin"
  3. ^ (Inggris) Encyclopaedia Britannica: Pentarchy