Paṭiccasamuppāda
Bagian dari seri tentang |
Buddhisme |
---|
![]() |
Paṭiccasamuppāda (Pali; Sanskerta: प्रतीत्यसमुत्पाद pratītyasamutpāda; Hanyu: 緣起), biasa diterjemahkan sebagai sebab-akibat yang saling bergantungan atau dependensi kemunculan, merupakan salah satu hukum terpenting dalam Buddhisme.
Ajaran ini menyatakan adanya sebab-musabab yang terjadi dalam kehidupan semua mahluk, khususnya manusia. Dengan menganalisis dan merenungkan Paticca Samuppada inilah, Siddhartha Gautama (yang pada saat itu masih menjadi Petapa) akhirnya mencapai Penerangan Sempurna menjadi Buddha.[1]
Pengertian dasar
Pemahaman akan Paticcasamuppada yang sederhana adalah:
Penerapan
Penerapan akan Paticcasamuppada terdiri dari dua bagian, satu bagian mengenai pengertian akan Dukkha, dan bagian lain mengenai kelahiran kembali.
Pengertian akan Dukkha
Pengertian paticcasamuppada mengenai penderitaan Dukkha dikenal dengan sebutan Empat Kesunyataan Mulia:
- Dukkha: Pengertian akan penderitaan (Dukkha).
- Samudaya: Asal-muasal penderitaan (Dukkha).
- Nirodha: Lenyapnya penderitaan (Dukkha).
- Magga: Jalan menuju lenyapnya penderitaan (Dukkha) atau yang disebut dengan Jalan Mulia Berunsur Delapan.
Dua belas Nidana
12 (dua belas) Sebab-musabab (Nidana) yang ada dalam setiap mahluk, khususnya manusia dapat dikategorikan sebagai berikut:
Referensi
- ^ "Inti dan Dasar Dari Ajaran Buddha Gautama-Dhamma Sari". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-10. Diakses tanggal 2009-07-26.
- ^ Thanissaro Bhikkhu (2005). Assutava Sutta: Uninstructed (SN 12.61). Retrieved 2008-01-20 from "Access to Insight"